Bulan suci Ramadan selalu dinantikan seluruh umat Muslim di dunia. Menariknya, kebiasaan masyarakat di bulan Ramadan turut melahirkan kultur baru dalam aktivitas keseharian berpuasa, seperti buka puasa bersama hingga Mudik. Kira-kira apa saja sih yang terjadi disepanjang Ramadan 2019? Yuk, simak catatan Ramadan 2019 berikut ini!

Tradisi Buka Puasa

Buka bersama (baca. Bukber) merupakan salah satu tradisi di bulan Ramadan. Tradisi ini menjadi sarana berkumpul kembali bersama kawan-kawan lama atau keluarga besar. Oleh karena itu, ajakan atau undangan bukber pun mulai bermunculan sejak awal Ramadan, mulai dari keluarga, teman SD, SMP, SMA, kuliah hingga kantor.

Menerima ajakan untuk bukber sebenarnya bukan sekadar hura-hura setelah sehari berpuasa. Ada manfaat lain yang bisa didapat dari buka puasa bersama di luar rumah, seperti mempererat tali silaturahmi, membangun hubungan baru hingga memanfaatkan waktu luang.

Berdasarkan data dari platform Ripple10, rencana dan kebiasaan bukber di pekan I Ramadan 2019/1440 H didominasi bukber bersama keluarga. Sedangkan, di pekan II hingga akhir Ramadan terjadi pergeseran. Bukber didominasi bersama teman.

Kira-kira bukber bareng temen yang mana ya yang mendominasi?

Hasil crawling dari platform Ripple10 menunjukan bukber bareng teman SD ternyata lebih mendominasi dengan persentase sebesar 34,3 persen. Disusul bukber bareng teman SMA, SMP, dan kantor dengan masing-masing persentase 33,7 persen, 14,3 persen, dan 9,5 persen. Sedangkan teman kuliah menempati posisi terakhir dengan persentase sebesar 8,2 persen.

Untuk menu favorit buka puasa, masyarakat Indonesia masih memilih berbuka dengan gorengan (34,5 persen). Sedangkan berbuka dengan kurma menempati posisi kedua dengan persentase sebesar 32 persen. Kolak, dimsum, teh manis ataupun siomay masing-masing mendapatkan persentase sebesar 22,7 persen, 3,6 persen, 3,3 persen dan 3 persen.

Tak hanya makanan, ternyata di Indonesia punya tradisi unik saat ngabuburit. Berikut ini tujuh ngabuburit unik di Indonesia: menerbangkan layangan hias di Majalengka, kumbohan atau berburu ikan di Lamongan, balap perahu layer mini di Surabaya, menonton kereta api di Madiun, panjat tebing di Madiun, bermain luwak di Jombang dan berburu klakson truk di Jepara.

Tradisi Baju Lebaran

Tak hanya bukber, menggunakan baju baru saat lebaran pun telah menjadi tradisi yang lekat dan kerap dijalankan banyak orang. Sebenarnya sejak kapan ya muncul tradisi baju baru saat lebaran?

Berdasarkan data yang dihimpun, tradisi baju baru saat lebaran sudah ada sejak 1596 di Banten, tepatnya pada Kesultanan Banten. Awalnya, hanya kalangan kerajaan saja yang bisa menggunakan baju baru saat lebaran. Namun, kini siapapun boleh melakukan tradisi tersebut.

Berdasarkan data yang diperoleh dari platform Ripple10, bahan favorit yang digunakan untuk baju lebaran 2019 adalah katun. Disusul sutra, satin, jaguar, sifon dan voal. Untuk model sendiri, gamis masih menjadi favorit. Model couple, batik, dan kebaya pun banyak diminati.

Tradisi Mudik

Mudik menjadi tradisi penutup di setiap Ramadan. Ada yang tahu engga, kapan tradisi ini muncul? Ternyata, tradisi mudik sudah ada sejak Kerajaan Majapahit. Para perantau pulang ke kampung halaman untuk membersihkan makam para leluhurnya. Tujuannya, meminta keselamatan dalam mencari rezeki.

Istilah mudik Lebaran sendiri baru berkembang sekitar 1970-an hingga saat ini. Para urbanis memanfaatkan libur Panjang saat lebaran untuk kembali ke kampung halaman.

Percakapan mudik di media sosial tahun ini dibanjiri hastags: #lebaran, #mudik, #idulfitri, #takbiran, dan #lebaran2019. Sedangkan untuk wordcloud, Netizen banyak menggunakan kata: Lebaran, Mudik, Takbiran, Maaf, dan Ramadan.

Tiga tradisi ini tidak bisa dilepaskan, karena telah menjadi kultur masyarakat Indonesia saat Ramadan dan akan selalu berulang setiap tahunnya. Namun, selalu memberikan warna dan cerita berbeda setiap tahunnya. Warna dan cerita berbeda ini terangkum dalam Catatan Ramadan 2019.